Pages

Senin, 09 Desember 2013

Tugas Akhir Kelompok

MODUL PELATIHAN INOVASI TELOR ASIN ANEKA RASA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Difusi Inovasi
Yang dibina oleh Ibu Endang Sri Rejeki

Oleh Kelompok    :
Aziz Mustaqim                        120141400998
Halifatul Kamilia                     120141400988
Iftitatah Amadea F                 120141411453
Luluk Innisyak                        120141401002
Maksum Akbar                       120141411447
Shafiatul Amala                      120141400987
Wayan Nugroho                      120141400995



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Desember 2013

1.      Latar belakang proposal inovasi yang dikembangkan
            Begitu banyak inovasi yang diterapkan pada perkembangan zaman dan perkembangan teknologi maupun telekomunikasi yang semakin canggih dalam mempermudah manusia dari segala aspek kehidupan, tingkat pengangguran pun juga semakin meningkat jikalau masyarakat tidak jeli dan bersikap abstrak mengenai strategi yang diterapkan dalam mengahadapi perkembangan zaman tersebut. Salah satu strateginya adalah dengan menciptakan suatu inovasi, bisa dalam bentuk produk yang unik dan kreatif, ide atau gagasan dalam peningkatan mutu masyarakat di berbagai bidang, dan membuat modul pelatihan maupun pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan Negara Indonesia serta dunia yang nantinya akan mengoptimalkan terwujudnya Tujuan Pendidikan Indonesia.
            Membaca setiap peluang dalam usaha mengembangkan keterampilan dan keahlian merupakan bentuk pemikiran analisis dan inovasi dalam bidang pembuatan produk menjadi fokus utama dalam menjawab tantangan perkembangan zaman. Inovasi pada telor asin yang menciptakan suatu kreatifitas baru yakni dengan menambah rasa dari telor asin beraneka rasa sehingga akan membentuk jenis lapangan pekerjaan baru yang mampu membantu mengurangi sedikit demi sedikit pengangguran di daerah sekitarnya.
            Menjawab tantangan inovasi  terbuatlah modul pelatihan pengasinan telur dengan varian aneka rasa. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa.
            Modul pelatihan telor asin aneka rasa dapat menjadi trobosan usaha pembuatan telur asin yang merupakan salah satu jenis industri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat Indonesia yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Lokasi industri telur asin umumnya cukup dekat dengan daerah peternakan itik dan merupakan daerah pesawahan yang luas, dikarenakan untuk mempermudah pengolahan telur asin dan sebagai inovasinya telur asin dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.
2.      Manfaat
  1. Memahami pengelolaan informasi pada pembuatan telur asin aneka rasa.
  2. Dapat mempunyai ketrampilan dalam peningkatan inovasi berwirausaha darimengelola data informasi termasuk pembuatanpemasarandan pengolahan telur asin sebagai inovasi berwirausaha.
  3. Dapat mengenalkan produk dari industri rumahan ke dalam atau keluar luar pada komsumen secara strategis.
  4. Dapat menjadi salah satu gagasan dalam menambah pendapatan ekonomi bagi masyarakat dalam membuka lapangan kerja baru.
  5. Dapat membantu pemerintah dalam pemberantasan orang miskin dan pengangguran.
  6. Memahami system produksi telur asin aneka rasa.
  7. Mengurangi resiko kegagalan dalam memulai usaha

3.      Spesifikasi (bahan dan alat serta biaya pembuatan)        
          Bahan dan Alat
a.     Alat :
      1.            Ember
      2.            Alat pengaduk
      3.            Kuali tanah atau panic
      4.            Toples atau tempat penyimpan telur
      5.            Kain lap
      6.            Baskom
      7.            Tusuk gigi
      8.            blender
      9.            jarum suntik

b.      Bahan :
1.      Telur bebek atau itik
2.      Abu gosok atau batu bata
3.      Garam
4.      Amplas
5.      Air







Analisa Peluang Usaha
            Kegiatan industri telur asin aneka rasa ini telah terbukti dapat meningkatkan nilai tambah dari telur asin itu sendiri jika di buat menjadi aneka rasa, berikut adalah analisis profit dari pembuatan telur asin aneka rasa.
            Telur Asin Rasa Udang       
Biaya Poduksi 100 butir telur:
Telur bebek 100 @1000           =  100.000        
Bata                                         =    5.000
Garam                                     =    2.500
Ebi 2 Ons @ Rp.5.000            =  10.000
Alat suntik 3 @ 2500              =    7.500
Biaya Transport                     =    5.000
Jumlah                                   =   130.000
Harga jual Rp.1.500 @ butir   = Penjualan
100 x Rp.1.500 =Rp.150.000
Jadi laba/rugi = Jumlah penjualan-biaya Produksi
Rp.150.000-Rp.130.000 = Rp.20.000
Keuntungan per butir  = Rp.20.000 :100 = Rp.200

4.      Cara kerja PEMBUATAN TELOR ASIN ANEKA RASA
a.       Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk) agar hasil pada penyuntikan ekstrak tidakn mengalami pecah.
b.      Bersihkan telur dengan jalan mencuci di ember , kemudian keringkan dengan kain lap.
c.       Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran batu bata yang telah dihaluskan dan garam, dengan blender dan perbandingannya sama (1:1).
d.      Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk dengan alat pengaduk sampai adonan berbentuk pasta. Suntikkan perasa kedalam telur bebek susuai rasa yang diinginkan rasa (coklat, udang dan bawang) dengan menggunakan jarum suntik.
e.       Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, sampai tidak ada celah.
f.       Simpan telur dalam kuali selama 5-7 hari. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka.
g.      Setelah selesai masa perendaman, ambil telur lalu cuci kembali dengan air dan sedikit digosok untuk menghilangkan bekas dari rendaman.
h.      Kukus selama kurang lebih 1 ½ samapai 2 jam, pengukusan dalam kurun waktu itu untuk memperlama penyimpanan

Beragam varian cara pengasinan telur itik
            Pada dasarnya dapat dibagi 2 yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah yaitu dengan merendam telur itik dalam larutan garam jenuh, sedangkan cara kering yaitu dengan menggunakan bahan pembungkus, baik dari bahan tanah liat, bubuk bata atau menggunakan garam atau bahan lain yang telah dicampur dengan garam.
A.      Telur asin prinsip pembungkusan kering (dry packing)
·         Bahan pengawet dan ukuran : untuk 100 butir telur perlu campuran bata merah 1 kg ,abu 1 kg, garam 0,5kg, asam sendawa 25 gr.
·         Cara : Campurkan bahan pebgawet hingga terbentuk adonankemudian telur disimpan sampai 2 minggu telur asin siap di pasarkan.
B.      Telur asin prinsip perendaman (immersion in liquid)
·         Bahan dan ukuran : 100 butir telur butuh 10 liter air 3 kg garam,13 gram asam sendawa (1%)
·         Cara :  Larutan bahan pengawet dimasak sampai mendidih,lalu didinginkan,telur yang telah dicuci bersih sampai 2 minggu kemudian di rebus disimpan pada suhu kamar.
C.      Telur asin sistem gadap
·         Bahan:  Dibuat adaonan garam dengan batu merah atau lumpur
·         Cara: Telur yang telah di cuci, masukkan ke adonan selama 10-15 hari, lalu digulung dalam adonan abu, garam dan disimpan dalam kotak ditempat agak lembab.
D.     Telur asin sistem lagadap
            Telur yang telah dicuci bersih benamkan pada larutan garam dapur pekat selama 7-8 hari lalu dicuci dan direbus (tahan 2 minggu)


            Ada pula cara pengawetan telur yang mempertahankan rasa aslinya :
1.      Telur dengan asli sistem alfin
            Telur segar umur 2 hari dicuci bersih, digosok dengan kapas beralkohol (95-960) lalu dicelupkan dalam cairan parafin suhu 50-60 C selam 10 menit keringkan dan simpan ditempat yang aman (tahan 6 bln).
2.      Telur dengan rasa asli sistem akasia
            Kilit akasia (240 gr) ditumbuk, dicampur air (20 liter) direbus selama 1 jam. Setelah dingin telur direndam pada larutan tsb.
3.      Telur denagn rasa asli sistem MIPA
            Telur segar dicelupkan dalam minyak kelapa (0,25 liter) denagn posisi lancip dibawah ( tahan 3 minggu).
4.      Telur dengan rasa asli sistem kanpla.
            Telur segar yang telah dibersihkan dimasukkan dalam kantong plastik/dirangkap tutup kantong dalam kantong kuat kuat ( tahan 3 minggu).

            Ada beberapa cara pengasinan telur itik yang semuanya menggunakan bahan utama garam yakni :
1.                   Cara pengasinan telur ”halidan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus tanah liat dan garam dengan perbandingan 1;1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa disimpan selama 30 hari.
2.                   Cara pengasinan telur ”pindan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus serbuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa di pertahankan selam 30 hari.
3.                   Cara pengasinan telur ” dsaudan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus nasi, dan garam dengan perbandingan 1:1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa disimpan selama 180 hari.
4.                   Cara pengasinan telur ” larutan garam jenuh” Adalah pengasinan telur yang menggunakan air garam perbandingan bahan adalah 1:1 atau 1:2 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa di pertahankan/disimpan selama 15 hari.
5.                   Cara pengasinan telur ”brebes” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bubuk bata merah, garam, Ciu/arak, sendawa dan gula merah penggunaan Ciu/arak sebagai pembentuk pasta berguna untuk menghilangkan bau amis pada telur itik. Sendawa untuk mempertahankan warna putih telur dan kuning telur gula merah untuk menetralisasi rasa pahit sendawa.

Pemasaran telur asin aneka rasa
            Menurut M. Rasyaf (1993:35), jalur pemasaran telur itik ada beberapa langkah dan berdasarkan perannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pedagang pengumpul, umumnya langsung datang ke peternak dan peran mereka begitu kekeluargaan.  Harga yang disepakati juga harga peternak atau farm gate price  yaitu harga di peternak yang sudah tentu lebih rendah daripada harga eceran di pasar. Harga yang disepakati atau yang ditawarkan begitu rendah atau 40% hingga 63% dibawah harga eceran.
2.    Pedagang besar, mereka ini yang mengumpulkan telur dari para pedagang pengumpul itu.  Di beberapa tempat peran mereka ini sudah memudar karena banyak pedagang pengumpul yang langsung menjual telur-telur itu kepada pedagang eceran. Harga yang ditawarkan 30% hingga 47% di bawah harga eceran.
3.    Pedagang eceran, yaitu mereka yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir dan tidak selalu pedagang kecil yang berlokasi di kaki lima. Jajaran pedagang eceran inidapat berupa pasar swalayan, toko pangan atau restoran. Harga yang ditawarkan pada tingkat jalur ini umumnya 15% hingga 23% lebih rendah daripada yang dikenakan pada konsumen akhir.
            Strategi pemasaran
1.    Strategi produk
            Dalam hal ini produk dapat berupa telur sejarah utama untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk.
2.    Harga
            Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen petelur lainnya,harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat menarik pembeli.­­
3.    Tempat
            Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga.tempat dan pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran .penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh konsumen.
4.    Promosi
            Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut. Strategi lain yang dapat digunakan dalam pengembangan industri telur asin aneka rasa ini adalah menggunkan direct marketing serta melakukan analisis SWOT terhadap produk telur asin aneka rasa sehingga kita bisa lebih memahami keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam pengembangan telur asin aneka rasa, untuk mempermudah proses pemasaran telur asin aneka rasa dapat dilengkapi dengan izin dari dinas kesehatan dan dinas perdagangan. Usaha pengembangan produk telur asin aneka rasa akan bisa berkembang dengan lebih baik, jika kita melakukan kerjasama kemitraan antara peternak telur bebek, pengusaha telur asin, dan pemerintah, sehingga pengembangan produk bisa lebih cepat maju hal ini karena pasokan bahan baku telur yang lancar serta jaringan pemasaran yang telah di miliki pengusaha telur asin dan dukungan pemerintah.

Strategi Grading dan Standardisasi
            Grading adalah proses pemilihan produk menurut klasifikasi yang telah ditetapkan karena permintaan pembeli. Grading ini mampu menaikkan efisiensi dalam pemasaran dan memperbesar kegunaan produk bagi konsumen (HADIPRODJO, 1990). Adanya grading memungkinkan penjualan dilakukan secara diskriftif (tidak usah dilihat barangnya lebih dahulu) dan dapat dilakukan dengan media komonikasi yang sudah berkembang.


5.      Kelebihan dan kelemahan
·         Kelebihan dari telur asin aneka rasa:
1.      Menambah variasii baru, telur asin yang beraneka ragam juga memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin.
2.      Proses dan biaya produksi yang tidak mahal menjadikan nilai tambah tersendiri.
·         Kekurangan dari telur asin aneka rasa:
1.      Jika salah dari segi penyuntikan maka akan timbul kerugian yang dari segi bahan dasar yaitu telur bebek.

h.      Lampiran (berupa gambar/foto/compact disc (CD) dan informasi lain yang dirasa perlu)
            Dalam hal pemasaran telur bebek, diharapkan kita bisa lebih jeli dalam melihat sebuah kualitas telur ataupun keadaan pasar karena hal ini akan mempengaruhi nilai produksi dan kita juga harus bisa membaca minat pasar. Ada baiknya kita melakukan riset pasar lebih dulu. Terjaminnya pemasaran telur itik yang memadai dapat mendorong  dan  memperlancar kesinambungan produksi

Rabu, 27 November 2013

NUCLEAR HEALTH CENTER- BATAN

Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir (PAKKMBTN) adalah Sasaran Utama BATAN Bidang Bioteknologi dan Kesehatan. PAKKMBTN merupakan center of excellence untuk pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat dan untuk pusat informasi keselamatan dan kesehatan radiasi. Misi dari PAKKMBTN adalah melakukan inovasi IPTEK, promosi hasil inovasi, membimbing Pengguna teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat serta memberikan layanan bimbingan dan informasi keselamatan dan kesehatan radiasi.
Aplikasi teknik nuklir di bidang kesehatan masyarakat ditujukan pada :
  1. Prediksi risiko dan pengendalian dampak radiasi pengion pada kesehatan masyarakat.
  2. Pengendalian penyakit menular dan aplikasi bidang kedokteran nuklir. Kegiatan terutama diarahkan pada teknik pengendalaian populasi vektor penyakit dan deteksi dini penyakit.
  3. Deteksi penyebab penyakit malagizi dan gangguan kesehatan akibat pencemaran lingkungan. Kegiatan diarahkan pada teknik pengukuran kandungan unsur mineral esensial pada spesimen tubuh manusia dan lingkungan.
  4. Pembuatan biomaterial dan bahan pangan steril untuk keperluan klinik.
PAKKMBTN terdiri dari gugus tugas, laboratorium, inkubator teknologi dan portal elektronik. Gugus Tugas terdiri dari pakar dan teknisi dengan latar belakang akademik dan keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti.

Kondisi Umum Kesehatan Masyarakat

Sebagian besar penduduk Indonesia masih digolongkan hidup di bawah ambang batas kemiskinan yang juga mencerminkan kualitas kesehatan yang rendah. Belum sempat hasil pembangunan mampu mengangkat tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ke tingkat yang layak, krisis multi dimensi yang melanda bangsa Indonesia dari tahun 1998 memicu berbagai hal yang menyebabkan penurunan tingkat kesehatan masyarakat yang pernah ada. Permasalahan khusus di bidang kesehatan masyarakat, yaitu timbulnya kembali penyakit yang sebelumnya telah berhasil ditekan serendah mungkin, seperti demam berdarah dengue, malaria, TBC dan penyakit infeksi cacing Filaria (kaki gajah).
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui program penanggulangan penyakit menular dan program peningkatan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat ekonomi rendah sangat mendesak. Teknologi nuklir mempunyai potensi besar untuk memberikan kontribusi dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan. Tabel 1 menampilkan potensi iptek nuklir untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
Tabel 1. Permasalahan umum kesehatan masyarakat dan kontribusi pemecahan dengan teknik nuklir.
No
Permasalahan Kesehatan Masyarakat
Kontribusi Pemecahan
1
Penyakit tertunda akibat pajanan radiasi pengion
Deteksi dengan Analisis Sitogenetik (aberasi kromosom stabil)
2
Penyakit bervektor binatang (demam berdarah dengue dan malaria)
Teknik Serangga Mandul (TSM) dan pembuatan vaksin dengan radiasi gamma
3
Infeksi Helicobacter pylori
Deteksi dini infeksi dengan UNU - 14C (Urea Breath Test)
4
Infeksi Cacing Filaria
Deteksi dini dengan pelacak zat radioaktif
5
Resistensi TBC terhadap obat
Sidik gen dengan pelacak zat radioaktif
6
Infeksi Human Papilloma Virus
Sidik gen dengan pelacak zat radioaktif
7
Kanker
Kedokteran Nuklir
8
Hipotiroid pada ibu hamil dan bayi
Deteksi dini dengan Teknik RIA
9
Bahan Pengemban sintetis untuk radiofarmaka
Sintesa bahan biometabolik
10
Penyakit Malnutrisi
Deteksi dini dengan Teknik Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
11
Keracunan kontaminan lingkungan dengan berbagai cara memasuki tubuh manusia
Perunutan zat kontaminan dengan AAN
12
Bone defect dan luka jaringan tubuh
Pembuatan biomaterial dengan teknik radiasi pengion untuk keperluan klinik
13
Cemaran virus HIV dan Hepatitis (HBV dan HCV) pada cadangan darah tranfusi
Deteksi dengan Teknik Biologi Molekuler Berbasis Nuklir
14
Keterbatasan teknologi sterilisasi bahan pangan untuk pasien dengan imunitas rendah
Pangan yang disterilkan dengan radiasi pengion

Penerimaan masyarakat terhadap aplikasi teknologi nuklir

Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran teknologi nuklir di ruang publik, sulit untuk diingkari keberadaanya. Adanya permasalahan penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir harus direspon secara proporsional dan arif. Mengingat bahwa implementasi pemanfatan teknologi nuklir baik untuk sumber energi maupun non energi, saat ini sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, maka masalah penerimaan masyarakat terhadap aplikasi teknik nuklir harus segera diselesaikan. Untuk itu sangat dibutuhkan kebijakan strategik yang lebih tepat dalam menumbuhkan keyakinan masyarakat terhadap jaminan keselamatan yang handal bagi masyarakat dalam ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir. Strategi yang lebih tepat tersebut adalah suatu unjuk kinerja yang merefleksikan kemampuan dalam memberikan jaminan keselamatan secara handal bagi masyarakat.
Diharapkan, dengan intensifikasi aplikasi teknologi nuklir di ruang lingkup kesehatan selain memberikan kontribusi nyata terhadap permasalahan kesehatan masyarakat yang merupakan program utama pemerintah, juga masalah penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir di berbagai aspek bidang aplikasi, dapat ditangani secara cerdas dan sopan. Cerdas diterjemahkan sebagai strategi yang langsung masuk pada ruang pribadi dan simpati masyarakat, yaitu dengan memberikan kontribusi nyata pewujudan masyarakat yang sehat. Sopan diterjemahkan sebagai sikap yang jauh dari pendekatan legal formal dengan menggunakan kekuatan, dan sikap yang memberikan ruang kebebasan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir. Intensifikasi aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan ini akan diwujudkan dalam pembentukan suatu center of excellent yang disebut sebagai Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir.

Tujuan Sasaran Utama BATAN Bidang Bioteknologi dan Kesehatan

Tujuan dari Sasaran Utama BATAN yaitu untuk mendukung terwujudnya Indonesia Sehat tercapai secara merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, BATAN (PAKKMBTN) menyediakan inovasi iptek nuklir bidang kesehatan masyarakat, bimbingan implementasi inovasi, dan memberikan informasi seluas-luasnya tentang aspek keselamatan radiasi dalam pengoperasian instalasi nuklir.

Obyek Sasaran Utama BATAN

  • Portal elektronik PAKKMBTN yaitu e-Nuclear Health Center  ( http://nhc.batan.go.id).
  • Center of excellence aplikasi teknik nuklir untuk kesehatan masyarakat Indonesia dengan bidang kompetensi:
    1. Teknik Prediksi Risiko dan Pengendalian Dampak Radiasi
    2. Pengendalian Penyakit Menular dan Aplikasi Kedokteran Nuklir
    3. Deteksi Penyebab Penyakit Malnutrisi dan Gangguan Kesehatan akibat Pencemaran Lingkungan
    4. Biomaterial dan Bahan Pangan Steril untuk Keperluan Klinik
  • Inkubator teknologi hasil litbangyasa aplikasi teknologi nuklir untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
  • Kemitraan PAKKMBTN dengan mitra terdekat.

Indikator Keberhasilan

Sasaran yang dimaksud di atas dinyatakan tercapai dengan berhasil bila:
  • e-Nuclear Health Center dalam operasinya telah dikenal dan dimanfaatkan oleh para Pengguna dan Penikmat aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat.
  • Terbentuk gugus tugas yang tediri dari pakar dan teknisi dengan ketrampilan tinggi untuk setiap Kompetensi PAKKMBTN.
  • Berfungsinya laboratorium dengan fasilitas yang baik, katalog iptek di bidang Kompetensi, dan inkubator teknologi untuk menjalankan misi PAKKMBTN.
  • Terjalin kerja sama yang baik antara PAKKMBTN dengan para Pengguna dan Penikmat aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat.

Target

  • Terbentuk e-Nuclear Health Center dengan alamat http://nhc.batan.go.id pada tahun 2007-2008.
  • Para pakar dan teknisi dalam gugus tugas memiliki lisensi keahlian di bidangnya atau menduduki jabatan fungsional pada tahun 2010.
  • Laboratorium dan inkubator teknologi terakreditasi pada tahun 2010.
  • Katalog iptek yang memenuhi kualitas prosedur teknis dari lembaga/laboratorium terkemuka di dunia pada tahun 2010.
  • Jejaring kerja dengan instansi/mitra terkait antara tahun 2007 - 2010.

Manfaat

  • Tumbuhnya suatu keyakinan di pihak Pengguna bahwa teknologi nuklir ternyata merupakan alternatif unggul dan ekonomis untuk diaplikasikan dalam bidang penyelenggaraan usaha peningkatan kesehatan masyarakat dan layanan kedokteran.
  • Butir layanan kesehatan berbasis teknologi nuklir yang ditawarkan oleh para Pengguna merupakan pilihan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan.
  • Kenyamanan hati masyarakat yang hidup dan bersosialisasi di ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai aspek kebutuhan manusia.

 Dampak

·         Program pemerintah di bidang health care berjalan lebih efisien, berkualitas dan lebih ekonomis.
·         Peningkatan produktivitas masyarakat karena lebih sehat.
·         Tumbuhnya rasa nyaman masyarakat terhadap aplikasi teknik nuklir di berbagai aspek kehidupan.







Komoditas Pertanian yang Potensial untuk Dikembangkan di Bangka Belitung

Sebagai Negara Kepulauan yang besar, Indonesia memiliki keluasan daratan yang mencapai sekitar 188,20 juta hektar. Lebih dari 50% atau sekitar 100,80 juta hektar lahan tersebut telah dikembangkan sebagai lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama rakyatnya sehingga Indonesia pun lebih dikenal dengan Negara Agraris (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2006). Setiap wilayah propinsi telah dikembangkan dengan penanaman komoditas pertanian yang unggul sekaligus sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) propinsi serta dapat tumbuh dengan optimal di lahan-lahan wilayah tersebut.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang telah lama berperan sebagai wilayah yang turut menyumbangkan devisa kepada Negara melalui sektor pertanian walaupun baru berusia 7 tahun. Jauh sebelum berstatus sebuah propinsi, komoditas andalannya, “The Muntok White Pepper”, telah lama dikenal pasar lada internasional sebagai salah satu komoditas tanaman rempah-rempah yang membawa nama Indonesia ke pentas perdagangan rempah-rempah dunia.
Selain tanaman lada, Bangka Belitung juga turut andil sebagai penghasil kelapa sawit dan karet. Walaupun masih belum mengalami peningkatan ekspor pada setiap tahun, sejak tahun 2005 ketiga komoditas pertanian utama ini selalu menunjukkan angka volume dan nilai ekspor yang signifikan. Data tersebut mengilustrasikan bahwa antusiasme masyarakat, kalangan industri pertanian dan pemerintah daerah masyarakat masih tinggi untuk tetap mengutamakan pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bagi sumber mata pencaharian kehidupan, sekaligus sebagai sektor industri yang masih mampu memberikan keuntungan dan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berarti di samping sektor pertambangan timah.
Di tengah banyaknya masyarakat yang beralih pada penambangan timah inkonvensional (TI) sejak beberapa tahun silam, komoditas pertanian, khususnya lada, tetap masih bisa menyumbangkan bagian persentase yang besar dalam PAD Bangka Belitung. Walaupun harga lada tidak setinggi di saat masa kejayaannya, masyarakat masih mampu berpikir bijak dan mengambil keputusan yang tepat untuk tetap mempertahankan komoditas ini. Pemerintah daerah pun, melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Bangka Belitung, telah berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bangka Belitung dalam mengembangkan inovasi teknologi penanaman lada terutama pengadaan bibit lada yang bebas penyakit untuk mencegah penyebaran penyakit kuning (sebagai penyakit utama tanaman lada di Bangka Belitung) serta pengembangan lada dengan panjatan hidup untuk mengurangi biaya produksi.
Tanaman kelapa sawit juga telah berperan aktif sebagai penyumbang bagi PAD Bangka Belitung. Beberapa perusahaan perkebunan swasta yang bergerak di bidang industri kelapa sawit telah lama berkiprah sebagai penyerap tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar perkebunan dan sekaligus sebagai sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah setempat. Sampai tahun 2007, Bangka Belitung telah mampu menembus pasar internasional untuk mengekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke Vietnam, Malaysia, dan India. Program-program yang mengarahkan pada pengembangan komoditas ini juga sudah mulai diluncurkan oleh pemerintah daerah, seperti pengadaan bibit kelapa sawit yang berkualitas dari luar Bangka Belitung untuk petani, contohnya dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan serta peningkatan keterampilan dan kualitas petani melalui pembentukan kelompok tani mandiri.
Perhatian pemerintah daerah juga mulai tercurahkan untuk pengembangan tanaman karet. Baru-baru ini Pemerintah Bangka Tengah melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanannya telah meluncurkan suatu program pembagian sejuta bibit tanaman karet kepada masyarakat yang berkeinginan mengusahakan tanaman ini tetapi mengalami kesulitan permodalan awal. Masyarakat juga mulai perlahan-lahan beralih konsentrasi pada tanaman penghasil getah ini karena harganya pun telah menggiurkan dan bisa diharapkan sebagai alternatif mata pencaharian pengganti andaikan pendapatan dari penambangan timah yang sudah mulai berkurang. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan industri pertanian dan pengolahan hasil pertanian untuk mendirikan pabrik pengolahan getah karet seperti di Desa Petaling untuk dikembangkan di wilayah lain di Bangka Belitung. Selain ketiga komoditas utama tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang telah mengusahakan tanaman pertanian lainnya. Walaupun belum bisa memenuhi permintaan pasar lokal untuk konsumsi masyarakat Bangka Belitung, tanaman sayur-mayur dan buah-buahan lokal telah banyak dikembangkan oleh masyarakat petani dan ini dapat membantu mengurangi volume impor kedua komoditas tersebut dari luar Bangka Belitung. Bahkan Bangka Belitung telah memiliki kawasan yang dijadikan lumbung beras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di pasar lokal sekaligus meminimalisir volume impor dari luar propinsi.
BPTP Bangka Belitung telah mengembangkan inovasi pengusahaan tanaman sayuran di lahan bekas tambang yang telah dipulihkan kembali tingkat kesuburannya. Tanaman buah lokal, terutama jeruk, telah banyak dikembangkan di berbagai wilayah di Bangka Belitung. Sebagai produsen utama beras di Bangka Belitung, pemerintah daerah telah mencanangkan Desa Rias di Kabupaten Bangka Selatan sebagai pusat lumbung beras karena tingkat kesesuaian lahan di sana memang lebih cocok untuk pengembangan tanaman padi.
Komoditas lain yang juga potensial untuk dikembangkan di Bumi Serumpun Sebalai ini adalah kelapa, jarak pagar dan buah naga. Sekiranya masyarakat, kalangan industri dan pemerintah daerah mampu mengadopsi inovasi teknologi pengolahan virgin coconut oil (VCO) (minyak kelapa murni yang merupakan produk hilir multi khasiat dari buah kelapa) yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), tentu saja tanaman kelapa yang berderetan tumbuh di sepanjang pesisir pantai Bangka Belitung ini dapat ditingkatkan nilai ekonominya.
Untuk pengembangan tanaman jarak pagar di Bangka Belitung, pada tahun 2006 Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPP) telah memetakan sekitar 156.319 hektar lahan di Bangka Belitung yang potensial untuk penanaman komoditas biodiesel ini. Perhatian pemerintah daerah dan kalangan peneliti akademisi pun sudah begitu besar. Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Bangka telah menjalin kerja sama dengan PT Timah Tbk, Universitas Bangka Belitung (UBB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk penelitian dan pengembangan tanaman ini.
Walaupun belum ada bukti konkrit di lapangan di Bangka Belitung dalam pengembangan tanaman buah naga, tetapi tanaman buah berkhasiat tinggi ini telah banyak dikembangkan di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bukan tidak mungkin jika suatu saat tanaman ini potensial untuk dikembangkan secara optimal di lahan pesisir pantai seperti yang dikembangkan di Pantai Glagah Sari, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan tanaman ini juga potensial untuk dikembangkan di atas lahan bekas tambang yang telah diolah dengan bahan organik, seperti keberhasilan pengembangan tanaman ini di lahan bekas penambangan timah di beberapa negeri di Malaysia.
Begitu besar potensi pengembangan pertanian di propinsi ini yang dapat terus ditingkatkan. Dengan ditopang dan dikompilasikan dengan pengembangan sektor-sektor potensial lainnya, seperti sektor perikanan, perindustrian dan pariwisata, peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat akan dapat terselamatkan dari kekhawatiran sulitnya sumber mata pencaharian pasca berkurangnya timah. Pencapaian cita-cita untuk memakmurkan kehidupan masyarakat pada pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini hanya akan dapat terwujud apabila pengelolaan berbagai sektor potensial tersebut senantiasa dilandasi keluhuran moral serta mantapnya tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertanam dalam setiap diri masyarakat, kalangan akademisi, pihak swasta, dan aparat pemerintah daerah, yang terorganisir dalam suatu kerja sama yang sinergis.