Pages

Rabu, 27 November 2013

NUCLEAR HEALTH CENTER- BATAN

Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir (PAKKMBTN) adalah Sasaran Utama BATAN Bidang Bioteknologi dan Kesehatan. PAKKMBTN merupakan center of excellence untuk pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat dan untuk pusat informasi keselamatan dan kesehatan radiasi. Misi dari PAKKMBTN adalah melakukan inovasi IPTEK, promosi hasil inovasi, membimbing Pengguna teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat serta memberikan layanan bimbingan dan informasi keselamatan dan kesehatan radiasi.
Aplikasi teknik nuklir di bidang kesehatan masyarakat ditujukan pada :
  1. Prediksi risiko dan pengendalian dampak radiasi pengion pada kesehatan masyarakat.
  2. Pengendalian penyakit menular dan aplikasi bidang kedokteran nuklir. Kegiatan terutama diarahkan pada teknik pengendalaian populasi vektor penyakit dan deteksi dini penyakit.
  3. Deteksi penyebab penyakit malagizi dan gangguan kesehatan akibat pencemaran lingkungan. Kegiatan diarahkan pada teknik pengukuran kandungan unsur mineral esensial pada spesimen tubuh manusia dan lingkungan.
  4. Pembuatan biomaterial dan bahan pangan steril untuk keperluan klinik.
PAKKMBTN terdiri dari gugus tugas, laboratorium, inkubator teknologi dan portal elektronik. Gugus Tugas terdiri dari pakar dan teknisi dengan latar belakang akademik dan keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti.

Kondisi Umum Kesehatan Masyarakat

Sebagian besar penduduk Indonesia masih digolongkan hidup di bawah ambang batas kemiskinan yang juga mencerminkan kualitas kesehatan yang rendah. Belum sempat hasil pembangunan mampu mengangkat tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan ke tingkat yang layak, krisis multi dimensi yang melanda bangsa Indonesia dari tahun 1998 memicu berbagai hal yang menyebabkan penurunan tingkat kesehatan masyarakat yang pernah ada. Permasalahan khusus di bidang kesehatan masyarakat, yaitu timbulnya kembali penyakit yang sebelumnya telah berhasil ditekan serendah mungkin, seperti demam berdarah dengue, malaria, TBC dan penyakit infeksi cacing Filaria (kaki gajah).
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui program penanggulangan penyakit menular dan program peningkatan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat ekonomi rendah sangat mendesak. Teknologi nuklir mempunyai potensi besar untuk memberikan kontribusi dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan. Tabel 1 menampilkan potensi iptek nuklir untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
Tabel 1. Permasalahan umum kesehatan masyarakat dan kontribusi pemecahan dengan teknik nuklir.
No
Permasalahan Kesehatan Masyarakat
Kontribusi Pemecahan
1
Penyakit tertunda akibat pajanan radiasi pengion
Deteksi dengan Analisis Sitogenetik (aberasi kromosom stabil)
2
Penyakit bervektor binatang (demam berdarah dengue dan malaria)
Teknik Serangga Mandul (TSM) dan pembuatan vaksin dengan radiasi gamma
3
Infeksi Helicobacter pylori
Deteksi dini infeksi dengan UNU - 14C (Urea Breath Test)
4
Infeksi Cacing Filaria
Deteksi dini dengan pelacak zat radioaktif
5
Resistensi TBC terhadap obat
Sidik gen dengan pelacak zat radioaktif
6
Infeksi Human Papilloma Virus
Sidik gen dengan pelacak zat radioaktif
7
Kanker
Kedokteran Nuklir
8
Hipotiroid pada ibu hamil dan bayi
Deteksi dini dengan Teknik RIA
9
Bahan Pengemban sintetis untuk radiofarmaka
Sintesa bahan biometabolik
10
Penyakit Malnutrisi
Deteksi dini dengan Teknik Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
11
Keracunan kontaminan lingkungan dengan berbagai cara memasuki tubuh manusia
Perunutan zat kontaminan dengan AAN
12
Bone defect dan luka jaringan tubuh
Pembuatan biomaterial dengan teknik radiasi pengion untuk keperluan klinik
13
Cemaran virus HIV dan Hepatitis (HBV dan HCV) pada cadangan darah tranfusi
Deteksi dengan Teknik Biologi Molekuler Berbasis Nuklir
14
Keterbatasan teknologi sterilisasi bahan pangan untuk pasien dengan imunitas rendah
Pangan yang disterilkan dengan radiasi pengion

Penerimaan masyarakat terhadap aplikasi teknologi nuklir

Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran teknologi nuklir di ruang publik, sulit untuk diingkari keberadaanya. Adanya permasalahan penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir harus direspon secara proporsional dan arif. Mengingat bahwa implementasi pemanfatan teknologi nuklir baik untuk sumber energi maupun non energi, saat ini sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, maka masalah penerimaan masyarakat terhadap aplikasi teknik nuklir harus segera diselesaikan. Untuk itu sangat dibutuhkan kebijakan strategik yang lebih tepat dalam menumbuhkan keyakinan masyarakat terhadap jaminan keselamatan yang handal bagi masyarakat dalam ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir. Strategi yang lebih tepat tersebut adalah suatu unjuk kinerja yang merefleksikan kemampuan dalam memberikan jaminan keselamatan secara handal bagi masyarakat.
Diharapkan, dengan intensifikasi aplikasi teknologi nuklir di ruang lingkup kesehatan selain memberikan kontribusi nyata terhadap permasalahan kesehatan masyarakat yang merupakan program utama pemerintah, juga masalah penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir di berbagai aspek bidang aplikasi, dapat ditangani secara cerdas dan sopan. Cerdas diterjemahkan sebagai strategi yang langsung masuk pada ruang pribadi dan simpati masyarakat, yaitu dengan memberikan kontribusi nyata pewujudan masyarakat yang sehat. Sopan diterjemahkan sebagai sikap yang jauh dari pendekatan legal formal dengan menggunakan kekuatan, dan sikap yang memberikan ruang kebebasan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir. Intensifikasi aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan ini akan diwujudkan dalam pembentukan suatu center of excellent yang disebut sebagai Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir.

Tujuan Sasaran Utama BATAN Bidang Bioteknologi dan Kesehatan

Tujuan dari Sasaran Utama BATAN yaitu untuk mendukung terwujudnya Indonesia Sehat tercapai secara merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, BATAN (PAKKMBTN) menyediakan inovasi iptek nuklir bidang kesehatan masyarakat, bimbingan implementasi inovasi, dan memberikan informasi seluas-luasnya tentang aspek keselamatan radiasi dalam pengoperasian instalasi nuklir.

Obyek Sasaran Utama BATAN

  • Portal elektronik PAKKMBTN yaitu e-Nuclear Health Center  ( http://nhc.batan.go.id).
  • Center of excellence aplikasi teknik nuklir untuk kesehatan masyarakat Indonesia dengan bidang kompetensi:
    1. Teknik Prediksi Risiko dan Pengendalian Dampak Radiasi
    2. Pengendalian Penyakit Menular dan Aplikasi Kedokteran Nuklir
    3. Deteksi Penyebab Penyakit Malnutrisi dan Gangguan Kesehatan akibat Pencemaran Lingkungan
    4. Biomaterial dan Bahan Pangan Steril untuk Keperluan Klinik
  • Inkubator teknologi hasil litbangyasa aplikasi teknologi nuklir untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
  • Kemitraan PAKKMBTN dengan mitra terdekat.

Indikator Keberhasilan

Sasaran yang dimaksud di atas dinyatakan tercapai dengan berhasil bila:
  • e-Nuclear Health Center dalam operasinya telah dikenal dan dimanfaatkan oleh para Pengguna dan Penikmat aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat.
  • Terbentuk gugus tugas yang tediri dari pakar dan teknisi dengan ketrampilan tinggi untuk setiap Kompetensi PAKKMBTN.
  • Berfungsinya laboratorium dengan fasilitas yang baik, katalog iptek di bidang Kompetensi, dan inkubator teknologi untuk menjalankan misi PAKKMBTN.
  • Terjalin kerja sama yang baik antara PAKKMBTN dengan para Pengguna dan Penikmat aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat.

Target

  • Terbentuk e-Nuclear Health Center dengan alamat http://nhc.batan.go.id pada tahun 2007-2008.
  • Para pakar dan teknisi dalam gugus tugas memiliki lisensi keahlian di bidangnya atau menduduki jabatan fungsional pada tahun 2010.
  • Laboratorium dan inkubator teknologi terakreditasi pada tahun 2010.
  • Katalog iptek yang memenuhi kualitas prosedur teknis dari lembaga/laboratorium terkemuka di dunia pada tahun 2010.
  • Jejaring kerja dengan instansi/mitra terkait antara tahun 2007 - 2010.

Manfaat

  • Tumbuhnya suatu keyakinan di pihak Pengguna bahwa teknologi nuklir ternyata merupakan alternatif unggul dan ekonomis untuk diaplikasikan dalam bidang penyelenggaraan usaha peningkatan kesehatan masyarakat dan layanan kedokteran.
  • Butir layanan kesehatan berbasis teknologi nuklir yang ditawarkan oleh para Pengguna merupakan pilihan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan.
  • Kenyamanan hati masyarakat yang hidup dan bersosialisasi di ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai aspek kebutuhan manusia.

 Dampak

·         Program pemerintah di bidang health care berjalan lebih efisien, berkualitas dan lebih ekonomis.
·         Peningkatan produktivitas masyarakat karena lebih sehat.
·         Tumbuhnya rasa nyaman masyarakat terhadap aplikasi teknik nuklir di berbagai aspek kehidupan.







Komoditas Pertanian yang Potensial untuk Dikembangkan di Bangka Belitung

Sebagai Negara Kepulauan yang besar, Indonesia memiliki keluasan daratan yang mencapai sekitar 188,20 juta hektar. Lebih dari 50% atau sekitar 100,80 juta hektar lahan tersebut telah dikembangkan sebagai lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama rakyatnya sehingga Indonesia pun lebih dikenal dengan Negara Agraris (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2006). Setiap wilayah propinsi telah dikembangkan dengan penanaman komoditas pertanian yang unggul sekaligus sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) propinsi serta dapat tumbuh dengan optimal di lahan-lahan wilayah tersebut.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang telah lama berperan sebagai wilayah yang turut menyumbangkan devisa kepada Negara melalui sektor pertanian walaupun baru berusia 7 tahun. Jauh sebelum berstatus sebuah propinsi, komoditas andalannya, “The Muntok White Pepper”, telah lama dikenal pasar lada internasional sebagai salah satu komoditas tanaman rempah-rempah yang membawa nama Indonesia ke pentas perdagangan rempah-rempah dunia.
Selain tanaman lada, Bangka Belitung juga turut andil sebagai penghasil kelapa sawit dan karet. Walaupun masih belum mengalami peningkatan ekspor pada setiap tahun, sejak tahun 2005 ketiga komoditas pertanian utama ini selalu menunjukkan angka volume dan nilai ekspor yang signifikan. Data tersebut mengilustrasikan bahwa antusiasme masyarakat, kalangan industri pertanian dan pemerintah daerah masyarakat masih tinggi untuk tetap mengutamakan pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bagi sumber mata pencaharian kehidupan, sekaligus sebagai sektor industri yang masih mampu memberikan keuntungan dan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang berarti di samping sektor pertambangan timah.
Di tengah banyaknya masyarakat yang beralih pada penambangan timah inkonvensional (TI) sejak beberapa tahun silam, komoditas pertanian, khususnya lada, tetap masih bisa menyumbangkan bagian persentase yang besar dalam PAD Bangka Belitung. Walaupun harga lada tidak setinggi di saat masa kejayaannya, masyarakat masih mampu berpikir bijak dan mengambil keputusan yang tepat untuk tetap mempertahankan komoditas ini. Pemerintah daerah pun, melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Bangka Belitung, telah berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bangka Belitung dalam mengembangkan inovasi teknologi penanaman lada terutama pengadaan bibit lada yang bebas penyakit untuk mencegah penyebaran penyakit kuning (sebagai penyakit utama tanaman lada di Bangka Belitung) serta pengembangan lada dengan panjatan hidup untuk mengurangi biaya produksi.
Tanaman kelapa sawit juga telah berperan aktif sebagai penyumbang bagi PAD Bangka Belitung. Beberapa perusahaan perkebunan swasta yang bergerak di bidang industri kelapa sawit telah lama berkiprah sebagai penyerap tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar perkebunan dan sekaligus sebagai sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah setempat. Sampai tahun 2007, Bangka Belitung telah mampu menembus pasar internasional untuk mengekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke Vietnam, Malaysia, dan India. Program-program yang mengarahkan pada pengembangan komoditas ini juga sudah mulai diluncurkan oleh pemerintah daerah, seperti pengadaan bibit kelapa sawit yang berkualitas dari luar Bangka Belitung untuk petani, contohnya dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan serta peningkatan keterampilan dan kualitas petani melalui pembentukan kelompok tani mandiri.
Perhatian pemerintah daerah juga mulai tercurahkan untuk pengembangan tanaman karet. Baru-baru ini Pemerintah Bangka Tengah melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanannya telah meluncurkan suatu program pembagian sejuta bibit tanaman karet kepada masyarakat yang berkeinginan mengusahakan tanaman ini tetapi mengalami kesulitan permodalan awal. Masyarakat juga mulai perlahan-lahan beralih konsentrasi pada tanaman penghasil getah ini karena harganya pun telah menggiurkan dan bisa diharapkan sebagai alternatif mata pencaharian pengganti andaikan pendapatan dari penambangan timah yang sudah mulai berkurang. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan industri pertanian dan pengolahan hasil pertanian untuk mendirikan pabrik pengolahan getah karet seperti di Desa Petaling untuk dikembangkan di wilayah lain di Bangka Belitung. Selain ketiga komoditas utama tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang telah mengusahakan tanaman pertanian lainnya. Walaupun belum bisa memenuhi permintaan pasar lokal untuk konsumsi masyarakat Bangka Belitung, tanaman sayur-mayur dan buah-buahan lokal telah banyak dikembangkan oleh masyarakat petani dan ini dapat membantu mengurangi volume impor kedua komoditas tersebut dari luar Bangka Belitung. Bahkan Bangka Belitung telah memiliki kawasan yang dijadikan lumbung beras untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di pasar lokal sekaligus meminimalisir volume impor dari luar propinsi.
BPTP Bangka Belitung telah mengembangkan inovasi pengusahaan tanaman sayuran di lahan bekas tambang yang telah dipulihkan kembali tingkat kesuburannya. Tanaman buah lokal, terutama jeruk, telah banyak dikembangkan di berbagai wilayah di Bangka Belitung. Sebagai produsen utama beras di Bangka Belitung, pemerintah daerah telah mencanangkan Desa Rias di Kabupaten Bangka Selatan sebagai pusat lumbung beras karena tingkat kesesuaian lahan di sana memang lebih cocok untuk pengembangan tanaman padi.
Komoditas lain yang juga potensial untuk dikembangkan di Bumi Serumpun Sebalai ini adalah kelapa, jarak pagar dan buah naga. Sekiranya masyarakat, kalangan industri dan pemerintah daerah mampu mengadopsi inovasi teknologi pengolahan virgin coconut oil (VCO) (minyak kelapa murni yang merupakan produk hilir multi khasiat dari buah kelapa) yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), tentu saja tanaman kelapa yang berderetan tumbuh di sepanjang pesisir pantai Bangka Belitung ini dapat ditingkatkan nilai ekonominya.
Untuk pengembangan tanaman jarak pagar di Bangka Belitung, pada tahun 2006 Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPP) telah memetakan sekitar 156.319 hektar lahan di Bangka Belitung yang potensial untuk penanaman komoditas biodiesel ini. Perhatian pemerintah daerah dan kalangan peneliti akademisi pun sudah begitu besar. Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Bangka telah menjalin kerja sama dengan PT Timah Tbk, Universitas Bangka Belitung (UBB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk penelitian dan pengembangan tanaman ini.
Walaupun belum ada bukti konkrit di lapangan di Bangka Belitung dalam pengembangan tanaman buah naga, tetapi tanaman buah berkhasiat tinggi ini telah banyak dikembangkan di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bukan tidak mungkin jika suatu saat tanaman ini potensial untuk dikembangkan secara optimal di lahan pesisir pantai seperti yang dikembangkan di Pantai Glagah Sari, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan tanaman ini juga potensial untuk dikembangkan di atas lahan bekas tambang yang telah diolah dengan bahan organik, seperti keberhasilan pengembangan tanaman ini di lahan bekas penambangan timah di beberapa negeri di Malaysia.
Begitu besar potensi pengembangan pertanian di propinsi ini yang dapat terus ditingkatkan. Dengan ditopang dan dikompilasikan dengan pengembangan sektor-sektor potensial lainnya, seperti sektor perikanan, perindustrian dan pariwisata, peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat akan dapat terselamatkan dari kekhawatiran sulitnya sumber mata pencaharian pasca berkurangnya timah. Pencapaian cita-cita untuk memakmurkan kehidupan masyarakat pada pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini hanya akan dapat terwujud apabila pengelolaan berbagai sektor potensial tersebut senantiasa dilandasi keluhuran moral serta mantapnya tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertanam dalam setiap diri masyarakat, kalangan akademisi, pihak swasta, dan aparat pemerintah daerah, yang terorganisir dalam suatu kerja sama yang sinergis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar