NUCLEAR HEALTH CENTER- BATAN
Pusat
Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir (PAKKMBTN)
adalah Sasaran Utama BATAN Bidang Bioteknologi dan Kesehatan. PAKKMBTN
merupakan center of excellence untuk pemanfaatan teknologi nuklir di bidang
kesehatan masyarakat dan untuk pusat informasi keselamatan dan kesehatan
radiasi. Misi dari PAKKMBTN adalah melakukan inovasi IPTEK, promosi hasil
inovasi, membimbing Pengguna teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat
serta memberikan layanan bimbingan dan informasi keselamatan dan kesehatan
radiasi.
Aplikasi
teknik nuklir di bidang kesehatan masyarakat ditujukan pada :
- Prediksi risiko dan pengendalian dampak radiasi
pengion pada kesehatan masyarakat.
- Pengendalian penyakit menular dan aplikasi bidang
kedokteran nuklir. Kegiatan terutama diarahkan pada teknik pengendalaian
populasi vektor penyakit dan deteksi dini penyakit.
- Deteksi penyebab penyakit malagizi dan gangguan
kesehatan akibat pencemaran lingkungan. Kegiatan diarahkan pada teknik
pengukuran kandungan unsur mineral esensial pada spesimen tubuh manusia
dan lingkungan.
- Pembuatan biomaterial dan bahan pangan steril
untuk keperluan klinik.
PAKKMBTN
terdiri dari gugus tugas, laboratorium, inkubator teknologi dan portal
elektronik. Gugus Tugas terdiri dari pakar dan teknisi dengan latar belakang
akademik dan keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti.
Kondisi Umum Kesehatan
Masyarakat
Sebagian
besar penduduk Indonesia masih digolongkan hidup di bawah ambang batas
kemiskinan yang juga mencerminkan kualitas kesehatan yang rendah. Belum sempat
hasil pembangunan mampu mengangkat tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang
hidup di bawah garis kemiskinan ke tingkat yang layak, krisis multi dimensi
yang melanda bangsa Indonesia dari tahun 1998 memicu berbagai hal yang
menyebabkan penurunan tingkat kesehatan masyarakat yang pernah ada.
Permasalahan khusus di bidang kesehatan masyarakat, yaitu timbulnya kembali
penyakit yang sebelumnya telah berhasil ditekan serendah mungkin, seperti demam
berdarah dengue, malaria, TBC dan penyakit infeksi cacing Filaria (kaki gajah).
Peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat melalui program penanggulangan penyakit menular
dan program peningkatan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat ekonomi
rendah sangat mendesak. Teknologi nuklir mempunyai potensi besar untuk
memberikan kontribusi dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan. Tabel 1
menampilkan potensi iptek nuklir untuk memecahkan masalah kesehatan yang ada di
Indonesia.
Tabel 1.
Permasalahan umum kesehatan masyarakat dan kontribusi pemecahan dengan teknik
nuklir.
|
Penerimaan masyarakat
terhadap aplikasi teknologi nuklir
Penerimaan
masyarakat terhadap kehadiran teknologi nuklir di ruang publik, sulit untuk
diingkari keberadaanya. Adanya permasalahan penerimaan masyarakat terhadap
teknologi nuklir harus direspon secara proporsional dan arif. Mengingat bahwa
implementasi pemanfatan teknologi nuklir baik untuk sumber energi maupun non
energi, saat ini sangat diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, maka
masalah penerimaan masyarakat terhadap aplikasi teknik nuklir harus segera
diselesaikan. Untuk itu sangat dibutuhkan kebijakan strategik yang lebih tepat
dalam menumbuhkan keyakinan masyarakat terhadap jaminan keselamatan yang handal
bagi masyarakat dalam ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir. Strategi
yang lebih tepat tersebut adalah suatu unjuk kinerja yang merefleksikan
kemampuan dalam memberikan jaminan keselamatan secara handal bagi masyarakat.
Diharapkan, dengan intensifikasi
aplikasi teknologi nuklir di ruang lingkup kesehatan selain memberikan
kontribusi nyata terhadap permasalahan kesehatan masyarakat yang merupakan
program utama pemerintah, juga masalah penerimaan masyarakat terhadap teknologi
nuklir di berbagai aspek bidang aplikasi, dapat ditangani secara cerdas dan
sopan. Cerdas diterjemahkan sebagai strategi yang langsung masuk pada ruang
pribadi dan simpati masyarakat, yaitu dengan memberikan kontribusi nyata
pewujudan masyarakat yang sehat. Sopan diterjemahkan sebagai sikap yang jauh
dari pendekatan legal formal dengan menggunakan kekuatan, dan sikap yang
memberikan ruang kebebasan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
menciptakan penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir. Intensifikasi
aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan ini akan diwujudkan dalam
pembentukan suatu center of excellent yang disebut sebagai Pusat Acuan
dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat Berbasis Teknologi Nuklir.
Tujuan Sasaran Utama BATAN
Bidang Bioteknologi dan Kesehatan
Tujuan dari Sasaran Utama BATAN
yaitu untuk mendukung terwujudnya Indonesia Sehat tercapai secara merata bagi
seluruh lapisan masyarakat. Dalam rangka merealisasikan tujuan tersebut, BATAN
(PAKKMBTN) menyediakan inovasi iptek nuklir bidang kesehatan masyarakat,
bimbingan implementasi inovasi, dan memberikan informasi seluas-luasnya tentang
aspek keselamatan radiasi dalam pengoperasian instalasi nuklir.
Obyek Sasaran Utama BATAN
- Portal elektronik PAKKMBTN yaitu e-Nuclear
Health Center ( http://nhc.batan.go.id).
- Center of excellence
aplikasi teknik nuklir untuk kesehatan masyarakat Indonesia dengan bidang
kompetensi:
- Teknik Prediksi Risiko dan Pengendalian Dampak
Radiasi
- Pengendalian Penyakit Menular dan Aplikasi
Kedokteran Nuklir
- Deteksi Penyebab Penyakit Malnutrisi dan
Gangguan Kesehatan akibat Pencemaran Lingkungan
- Biomaterial dan Bahan Pangan Steril untuk
Keperluan Klinik
- Inkubator teknologi hasil litbangyasa aplikasi
teknologi nuklir untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
- Kemitraan PAKKMBTN dengan mitra terdekat.
Indikator Keberhasilan
Sasaran yang dimaksud di atas dinyatakan tercapai
dengan berhasil bila:
- e-Nuclear Health Center dalam operasinya telah
dikenal dan dimanfaatkan oleh para Pengguna dan Penikmat aplikasi
teknologi nuklir di bidang kesehatan masyarakat.
- Terbentuk gugus tugas yang tediri dari pakar dan
teknisi dengan ketrampilan tinggi untuk setiap Kompetensi PAKKMBTN.
- Berfungsinya laboratorium dengan fasilitas yang
baik, katalog iptek di bidang Kompetensi, dan inkubator teknologi untuk
menjalankan misi PAKKMBTN.
- Terjalin kerja sama yang baik antara PAKKMBTN
dengan para Pengguna dan Penikmat aplikasi teknologi nuklir di bidang
kesehatan masyarakat.
Target
- Terbentuk e-Nuclear Health Center dengan alamat http://nhc.batan.go.id pada
tahun 2007-2008.
- Para pakar dan teknisi dalam gugus tugas memiliki
lisensi keahlian di bidangnya atau menduduki jabatan fungsional pada tahun
2010.
- Laboratorium dan inkubator teknologi
terakreditasi pada tahun 2010.
- Katalog iptek yang memenuhi kualitas prosedur
teknis dari lembaga/laboratorium terkemuka di dunia pada tahun 2010.
- Jejaring kerja dengan instansi/mitra terkait
antara tahun 2007 - 2010.
Manfaat
- Tumbuhnya suatu keyakinan di pihak Pengguna bahwa
teknologi nuklir ternyata merupakan alternatif unggul dan ekonomis untuk
diaplikasikan dalam bidang penyelenggaraan usaha peningkatan kesehatan
masyarakat dan layanan kedokteran.
- Butir layanan kesehatan berbasis teknologi nuklir
yang ditawarkan oleh para Pengguna merupakan pilihan masyarakat dalam
memperoleh layanan kesehatan.
- Kenyamanan hati masyarakat yang hidup dan
bersosialisasi di ruang publik yang memanfaatkan teknologi nuklir di
berbagai aspek kebutuhan manusia.
Dampak
·
Program pemerintah di bidang health care
berjalan lebih efisien, berkualitas dan lebih ekonomis.
·
Peningkatan produktivitas masyarakat karena lebih
sehat.
·
Tumbuhnya rasa nyaman masyarakat terhadap aplikasi
teknik nuklir di berbagai aspek kehidupan.
Komoditas Pertanian yang
Potensial untuk Dikembangkan di Bangka Belitung
Sebagai Negara Kepulauan yang besar,
Indonesia memiliki keluasan daratan yang mencapai sekitar 188,20 juta hektar.
Lebih dari 50% atau sekitar 100,80 juta hektar lahan tersebut telah
dikembangkan sebagai lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama
rakyatnya sehingga Indonesia pun lebih dikenal dengan Negara Agraris (Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2006). Setiap wilayah propinsi telah
dikembangkan dengan penanaman komoditas pertanian yang unggul sekaligus sebagai
salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) propinsi serta dapat tumbuh
dengan optimal di lahan-lahan wilayah tersebut.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang telah lama berperan sebagai
wilayah yang turut menyumbangkan devisa kepada Negara melalui sektor pertanian
walaupun baru berusia 7 tahun. Jauh sebelum berstatus sebuah propinsi,
komoditas andalannya, “The Muntok White Pepper”, telah lama dikenal pasar lada
internasional sebagai salah satu komoditas tanaman rempah-rempah yang membawa
nama Indonesia ke pentas perdagangan rempah-rempah dunia.
Selain tanaman lada, Bangka Belitung
juga turut andil sebagai penghasil kelapa sawit dan karet. Walaupun masih belum
mengalami peningkatan ekspor pada setiap tahun, sejak tahun 2005 ketiga
komoditas pertanian utama ini selalu menunjukkan angka volume dan nilai ekspor
yang signifikan. Data tersebut mengilustrasikan bahwa antusiasme masyarakat,
kalangan industri pertanian dan pemerintah daerah masyarakat masih tinggi untuk
tetap mengutamakan pertanian sebagai sektor yang menjanjikan bagi sumber mata
pencaharian kehidupan, sekaligus sebagai sektor industri yang masih mampu
memberikan keuntungan dan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang
berarti di samping sektor pertambangan timah.
Di tengah banyaknya masyarakat yang
beralih pada penambangan timah inkonvensional (TI) sejak beberapa tahun silam,
komoditas pertanian, khususnya lada, tetap masih bisa menyumbangkan bagian
persentase yang besar dalam PAD Bangka Belitung. Walaupun harga lada tidak
setinggi di saat masa kejayaannya, masyarakat masih mampu berpikir bijak dan
mengambil keputusan yang tepat untuk tetap mempertahankan komoditas ini.
Pemerintah daerah pun, melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Bangka Belitung,
telah berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bangka
Belitung dalam mengembangkan inovasi teknologi penanaman lada terutama
pengadaan bibit lada yang bebas penyakit untuk mencegah penyebaran penyakit
kuning (sebagai penyakit utama tanaman lada di Bangka Belitung) serta
pengembangan lada dengan panjatan hidup untuk mengurangi biaya produksi.
Tanaman kelapa sawit juga telah
berperan aktif sebagai penyumbang bagi PAD Bangka Belitung. Beberapa perusahaan
perkebunan swasta yang bergerak di bidang industri kelapa sawit telah lama
berkiprah sebagai penyerap tenaga kerja bagi masyarakat di sekitar perkebunan
dan sekaligus sebagai sumber pemasukan pendapatan bagi pemerintah daerah
setempat. Sampai tahun 2007, Bangka Belitung telah mampu menembus pasar internasional
untuk mengekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ke Vietnam,
Malaysia, dan India. Program-program yang mengarahkan pada pengembangan
komoditas ini juga sudah mulai diluncurkan oleh pemerintah daerah, seperti
pengadaan bibit kelapa sawit yang berkualitas dari luar Bangka Belitung untuk
petani, contohnya dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan serta
peningkatan keterampilan dan kualitas petani melalui pembentukan kelompok tani
mandiri.
Perhatian pemerintah daerah juga
mulai tercurahkan untuk pengembangan tanaman karet. Baru-baru ini Pemerintah
Bangka Tengah melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanannya telah meluncurkan suatu
program pembagian sejuta bibit tanaman karet kepada masyarakat yang
berkeinginan mengusahakan tanaman ini tetapi mengalami kesulitan permodalan
awal. Masyarakat juga mulai perlahan-lahan beralih konsentrasi pada tanaman
penghasil getah ini karena harganya pun telah menggiurkan dan bisa diharapkan
sebagai alternatif mata pencaharian pengganti andaikan pendapatan dari
penambangan timah yang sudah mulai berkurang. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan
oleh kalangan industri pertanian dan pengolahan hasil pertanian untuk
mendirikan pabrik pengolahan getah karet seperti di Desa Petaling untuk
dikembangkan di wilayah lain di Bangka Belitung. Selain ketiga komoditas utama
tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang telah mengusahakan tanaman
pertanian lainnya. Walaupun belum bisa memenuhi permintaan pasar lokal untuk
konsumsi masyarakat Bangka Belitung, tanaman sayur-mayur dan buah-buahan lokal
telah banyak dikembangkan oleh masyarakat petani dan ini dapat membantu
mengurangi volume impor kedua komoditas tersebut dari luar Bangka Belitung.
Bahkan Bangka Belitung telah memiliki kawasan yang dijadikan lumbung beras
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di pasar lokal sekaligus meminimalisir volume
impor dari luar propinsi.
BPTP Bangka Belitung telah
mengembangkan inovasi pengusahaan tanaman sayuran di lahan bekas tambang yang
telah dipulihkan kembali tingkat kesuburannya. Tanaman buah lokal, terutama
jeruk, telah banyak dikembangkan di berbagai wilayah di Bangka Belitung.
Sebagai produsen utama beras di Bangka Belitung, pemerintah daerah telah
mencanangkan Desa Rias di Kabupaten Bangka Selatan sebagai pusat lumbung beras
karena tingkat kesesuaian lahan di sana memang lebih cocok untuk pengembangan
tanaman padi.
Komoditas lain yang juga potensial
untuk dikembangkan di Bumi Serumpun Sebalai ini adalah kelapa, jarak pagar dan
buah naga. Sekiranya masyarakat, kalangan industri dan pemerintah daerah mampu
mengadopsi inovasi teknologi pengolahan virgin coconut oil (VCO) (minyak kelapa
murni yang merupakan produk hilir multi khasiat dari buah kelapa) yang
dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), tentu saja tanaman kelapa yang
berderetan tumbuh di sepanjang pesisir pantai Bangka Belitung ini dapat
ditingkatkan nilai ekonominya.
Untuk pengembangan tanaman jarak
pagar di Bangka Belitung, pada tahun 2006 Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (BPPP) telah memetakan sekitar 156.319 hektar lahan di Bangka
Belitung yang potensial untuk penanaman komoditas biodiesel ini. Perhatian
pemerintah daerah dan kalangan peneliti akademisi pun sudah begitu besar. Belum
lama ini Pemerintah Kabupaten Bangka telah menjalin kerja sama dengan PT Timah
Tbk, Universitas Bangka Belitung (UBB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB)
untuk penelitian dan pengembangan tanaman ini.
Walaupun belum ada bukti konkrit di
lapangan di Bangka Belitung dalam pengembangan tanaman buah naga, tetapi
tanaman buah berkhasiat tinggi ini telah banyak dikembangkan di wilayah Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bukan tidak mungkin jika
suatu saat tanaman ini potensial untuk dikembangkan secara optimal di lahan
pesisir pantai seperti yang dikembangkan di Pantai Glagah Sari, Kulon Progo,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Bahkan tanaman ini juga potensial untuk
dikembangkan di atas lahan bekas tambang yang telah diolah dengan bahan
organik, seperti keberhasilan pengembangan tanaman ini di lahan bekas
penambangan timah di beberapa negeri di Malaysia.
Begitu besar potensi pengembangan
pertanian di propinsi ini yang dapat terus ditingkatkan. Dengan ditopang dan
dikompilasikan dengan pengembangan sektor-sektor potensial lainnya, seperti
sektor perikanan, perindustrian dan pariwisata, peningkatan taraf kesejahteraan
masyarakat akan dapat terselamatkan dari kekhawatiran sulitnya sumber mata
pencaharian pasca berkurangnya timah. Pencapaian cita-cita untuk memakmurkan
kehidupan masyarakat pada pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini
hanya akan dapat terwujud apabila pengelolaan berbagai sektor potensial
tersebut senantiasa dilandasi keluhuran moral serta mantapnya tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertanam dalam setiap diri
masyarakat, kalangan akademisi, pihak swasta, dan aparat pemerintah daerah,
yang terorganisir dalam suatu kerja sama yang sinergis.